Proyek yang satu ini adalah kesayangan saya. Tugas terakhir dari mata kuliah ilustrasi : membuat buku anak dengan mengadopsi cerita rakyat Nusantara. Secara spontan, dalam pikiran saya muncul nama “Panji Laras”—cerita rakyat kesukaan saya sejak SD, yang pertama kali saya baca dari buku teks pelajaran Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (masih ada nggak ya?). Lagipula, ceritanya juga tidak begitu mainstream, dibandingkan dengan “Bawang Merah dan Bawang Putih”, misalnya, atau “Kisah Si Malin Kundang”.
Cerita “Panji Laras” ini mengisahkan tentang seorang anak lelaki bernama... Ya... Panji Laras, yang tinggal di hutan bersama ibu dan kakeknya—sang ayah sudah meninggalkannya sejak dia lahir. Suatu ketika, Panji menemukan seekor anak ayam, yang dia pelihara hingga menjadi seekor ayam jago yang kuat. Panji yang juga beranjak remaja, membawa serta ayam jagonya ke kota untuk diadu, dan berhasil memenangkan semua pertandingan melawan warga kota. Berita ini akhirnya terdengar oleh Sang Raja, yang langsung menantang Panji. Pertandingan dimenangkan oleh Panji, dan saat itulah, ayam jago Panji berkokok bahwa “Panji Laras mencari ayahnya yang konon tinggal di istana”. Penasaran, Sang Raja mengikuti Panji yang berjalan pulang ke rumahnya di hutan. Singkat cerita, ternyata Sang Raja adalah ayah Panji Laras, yang terpaksa meninggalkan keluarganya untuk mengurus kerajaan.
Saat membaca bagian ending-nya, saya merasa terharu—mungkin senang karena akhirnya Panji Laras dapat bertemu bersama ayahnya, dan mereka berkumpul kembali sebagai keluarga. Di sinilah nilai cerita Panji Laras dimuat, yaitu tentang berharganya sebuah ikatan keluarga. Selain itu, ada tradisi adu ayam atau sabung ayam yang menjadi nilai budaya. Terkesan kejam barangkali, namun pada kenyataannya tradisi itu ada di Indonesia.
Pokoknya saat mengerjakan ini, saya merasa paling all-out dibandingkan tugas-tugas lainnya. Mungkin karena saya sendiri memang senang membaca buku anak dan ini pertama kalinya saya menyusun ilustrasi buku anak. Ternyata menyenangkan sekali, sampai membuat saya ingin mencoba membuatnya lagi di lain waktu.
No comments:
Post a Comment